This translation may not reflect the changes made since 2009-09-05 in the English original.
Please see the Translations README for information on maintaining translations of this article.
Mengapa Perangkat Lunak Seharusnya Tanpa Pemilik
oleh Richard Stallman
Sumbangan teknologi informasi digital kepada dunia ialah kemudahan kita menyalin serta mengubah informasi. Komputer menjanjikan untuk memudahkan hal tersebut untuk kita semua.
Tidak semua menginginkan kemudahan ini. Sistem hak cipta membuat perangkat lunak berpemilik—yang kebanyakan diantara mereka—berniat untuk menghalangi masyarakat untuk mendapatkan potensi manfaat dari perangkat lunak. Mereka ingin menjadi satu-satunya pihak yang berhak untuk menyalin atau pun mengubah perangkat lunak yang kita gunakan.
Sistem hak cipta berkembang di dunia cetak-mencetak—sebuah teknologi untuk menyalin secara besar-besaran. Sistem ini cocok dengan teknologi ini, karena hak cipta tersebut diberlakukan kepada para pemilik percetakan. Hak cipta tersebut tidak membatasi kebebasan para pembaca buku. Seorang pembaca biasa, yang tidak memiliki percetakan, boleh menyalin buku dengan pulpen dan tinta, dan hanya sedikit pembaca yang dituntut untuk melakukan itu.
Teknologi digital itu jauh lebih luwes dari pada percetakan: jika informasi berbentuk digital, secara mudah anda dapat menyalinnya untuk berbagi dengan rekan yang lain. Keluwesan tersebut tidak cocok dengan sistem hak cipta. Hal inilah menyebabkan peningkatan penggunaan cara kasar dan culas dalam penegakan sistem hak cipta perangkat lunak. Perhatikan keempat cara berikut yang digunakan oleh Software Publishers Association (SPA, Asosiasi Penerbit Perangkat Lunak):
- Propaganda besar-besaran, bahwa merupakan hal yang salah— jika mengabaikan para pemilik untuk menolong teman anda.
- Mengajak untuk memata-matai rekan sekerja dan teman sendiri.
- Razia (dengan bantuan polisi) di perkantoran dan di sekolahan—secara pembuktian terbalik, yaitu harus membuktikan bahwa tidak melakukan penyalinan tidak sah.
- Penuntutan (oleh pemerintah Amrik atas permintaan SPA) terhadap pihak seperti David LaMacchia dari MIT— bukan dengan tuduhan penyalinan, melainkan hanya karena dianggap lalai mengawasi “penyalah gunaan” fasilitas penyalinan.
Keempat cara di atas, mirip dengan yang dahulu dilakukan di Uni Soviet. Ketika itu, setiap mesin foto kopi harus ada penjaganya—agar tidak “disalah-gunakan”. Infomasi harus dikopi secara diam-diam, lalu diedarkan dari tangan ke tangan sebagai samizdat. Tentu saja terdapat perbedaan: pengendalian informasi di Uni Soviet bertujuan politik, sedangkan di Amrik bertujuan meraup laba. Akan tetapi, kitalah yang terkena dampak pelaksanaan tindakan tersebut, dan bukan tujuannya. Setiap usaha untuk menghalangi berbagi informasi—apa pun alasannya—cenderung menggunakan cara serta keculasan yang serupa.
Terdapat beberapa cara yang digunakan oleh para pemilik, agar dapat mengendalikan cara kita menggunakan informasi:
- Sebutan Nama
Para pemilik mencoba untuk mempengaruhi pendapat umum dengan menggunakan kata-kata ejekan seperti “pembajakan” dan “pencurian”, disertai istilah seolah ilmiah seperti “HAKI” dan “kerugian”. Mereka menyamakan kepemilikan benda abstrak (perangkat lunak) dan benda nyata.
Kami beranggap bahwa kepemilikan itu berkaitan dengan: apakah dibenarkan merampas sebuah benda dari seseorang. Hal tersebut tidak berkaitan langsung dengan menyalin sesuatu. Tapi para pemilik beranggapan hal tersebut berkaitan.
- Pernyataan Berlebihan
Para pemilik mengatakan bahwa mereka “teraniaya” atau pun “menderita kerugian ekonomi” jika programnya disalin oleh para pengguna. Padahal penyalinan tersebut tidak mempunyai dampak langsung terhadap para pemilik, dan juga tidak menganiaya siapa pun. Para pemilik hanya dapat merugi jika orang harus membayar untuk salinan tersebut.
Kalau dipikir secara sederhana, kebanyakan orang tersebut di atas tidak akan membeli salinan. Akan tetapi, para pemilik menghitungkan kerugian, seolah-olah semua akan membeli salinan tersebut. Ini adalah sesuatu yang berlebih-lebihan.
- Hukum
Para pemilik sering merujuk pada hukum yang sekarang berlaku, serta sanksi-sanksi keras yang dapat mereka tuntut. Pendekatan ini secara implisit mencerminkan pandangan yang tak dapat dijawab secara moral—pada saat yang sama, kita diminta untuk menganggap sanksi tersebut sebagai fakta yang tidak dapat disalahkan.
Cara persuasif tersebut tidak dirancang untuk dipikirkan secara kritis; melainkan hanya untuk mempertahankan sebuah kebiasaan yang telah berlaku.
Pada dasarnya, hukum tidak dapat memutuskan benar atau salah. Setiap orang Amrik seharusnya tahu, empat puluh tahun yang lalu, bahwa adalah bertentangan dengan hukum pada banyak negara bagian untuk orang kulit hitam untuk duduk didepan bus: tapi hanya rasisme yang akan mengatakan itu merupakan hal yang salah.
- Hak dasar
Para pengarang sering menuntut hubungan khusus dengan program yang mereka tulis. Berdasarkan anggapan tersebut, keinginan dan minat mereka terhadap program tersebut jauh lebih besar dari yang lainnya — bahkan yang lain di seluruh dunia (Biasanya perusahaan-perusahaan—bukan pengarang—memegang hak cipta perangkat lunak, tapi kita tidak akan mempermasalahkan pertentangan ini).
Untuk yang akan mengajukan hal ini sebagai aksioma etika—pengarang lebih penting daripada anda—saya hanya dapat berkata bahwa saya, seorang pembuat perangkat lunak terkemuka, menganggapnya "konyol".
Pada umumnya, ada dua alasan mengapa ada yang simpati terhadap hak dasar.
Alasan pertama adalah analogi berlebihan dengan benda materi. Kalau saya memasak spageti, saya akan berkeberatan jika ada yang memakannya, karena saya tidak dapat memakannya. Tindakannya merugikan saya sebanyak keuntungan yang ia peroleh; hanya satu dari kita yang dapat memakan spageti. Maka pertanyaannya ialah, siapa? Pertentangan terkecil antara kita cukup untuk mengisyaratkan keseimbangan etika.
Tetapi jika anda menjalankan atau pun mengubah program buatan saya, akan mempengaruhi anda secara langsung dan saya secara tidak langsung. Jika anda memberikan salinan ke teman anda, akan lebih mempengaruhi anda dan teman anda dari pada saya. Saya seharusnya tidak mempunyai hak untuk memberitahu anda untuk tidak berbuat demikian. Dan tidak seorang pu berhak.
Alasan kedua ialah kepercayaan bahwa hak dasar bagi pengarang adalah tradisi yang telah diterima dan tidak dipertanyakan lagi oleh masyarakat.
Secara sejarah, hal yang sebaliknya yang benar. Ide hak dasar pengarang diusulkan, tetapi ditolak ketika konstitusi Amrik diputuskan. Itulah alasannya mengapa konstitusi hanya mengijinkan sebuah sistem hak cipta dan mengharuskannya; dan itulah sebabnya mengapa hak cipta harus bersifat sementara. Itu juga, dengan ketentuan bahwa tujuan hak cipta untuk merangsang kemajuan—bukan untuk mengupah pengarang. Hak cipta memang memberikan keuntungan kepada pengarang, dan penerbit mendapat lebih banyak, tapi hal itu dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku mereka.
Pada kenyataannya, hak cipta mengurangi hak dasar masyarakat—dan itu hanya dapat dibenarkan untuk kepentingan masyarakat.
- Ekonomi
Alasan terakhir kepemilikan perangkat lunak, ialah dapat menjurus kepada pembuatan perangkat lunak yang lebih banyak.
Tidak seperti yang lain, aspek ekonomi ini cukup beralasan. Ini berdasarkan kepada tujuan yang benar—yaitu memuaskan para pengguna perangkat lunak. Dan jelas secara empirik, bahwa orang akan menghasilkan lebih banyak jika mereka dibayar layak untuk melakukannya.
Tetapi alasan ekonomi ada kelemahannya. Anggapannya ialah bahwa yang berbeda hanyalah masalah berapa banyak kita harus bayar. Tanpa atau dengan pemilik, dianggap bahwa yang diinginkan ialah produksi perangkat lunak.
Orang dengan cepat menerima asumsi ini karena itu berdasarkan pengalaman dengan benda fisik. Contohnya: roti isi. Anda mungkin mendapatkan roti isi yang serupa, terlepas cuma-cuma atau bayar. Jika demikian, perbedaannya hanya pada biaya yang dikeluarkan. Membeli atau tidak, roti itu akan memiliki rasa yang sama, dengan gizi yang sama, dan anda hanya dapat memakannya satu kali saja. Apakah roti tersebut berasal dari pemilik atau tidak, hanya akan berpengaruh pada saldo uang yang anda miliki.
Hal itu benar untuk setiap macam benda fisik—dengan atau tanpa pemilik—tidak secara langsung mempengaruhi apakah benda tersebut, atau apa yang dapat anda lakukan dengan objek tersebut.
Tetapi jika program ada pemiliknya, akan sangat mempengaruhi mengenai apakah program itu, dan apa yang dapat anda lakukan dengan salinannya jika anda membelinya. Perbedaan ini bukan hanya masalah uang. Sistem kepemilikan perangkat lunak mendorong pemilik perangkat lunak untuk memproduksi sesuatu—tetapi bukan sesuatu yang masyarakat butuhkan. Dan ini dapat menyebabkan polusi etika yang tidak dapat disembuhkan yang mempengaruhi kita semua.
Apakah yang dibutuhkan oleh masyarakat? Masyarakat membutuhkan informasi yang tersedia untuk penduduknya—sebagai contoh, program-program yang dapat dibaca, diperbaiki, diadaptasi, dan ditingkatkan kinerjanya, dan tidak hanya dioperasikan. Tetapi apa yang biasanya para pemilik perangkat lunak berikan adalah kotak hitam yang tidak bisa kita pelajari dan ubah.
Masyarakat juga membutuhkan kebebasan. Ketika program mempunyai pemilik, para pemakai kehilangan kebebasan untuk mengendalika bagian dari kehidupan mereka.
Dan dari semua itu, masyarakat perlu mendorong semangat kerjasama sukarelawan antara warga. Ketika para pemilik perangkat lunak mengatakan kepada kita bahwa membantu tetangga kita adalah “pembajakan”, mereka mencemarkan semangat kemasyarakatan kita.
Inilah alasan mengapa kita katakan bahwa perangkat lunak bebas adalah masalah kebebasan, bukan harga.
Alasan ekonomi bagi pemilik adalah kekeliruan, tetapi isu ekonomi adalah hal nyata. Beberapa orang menulis kegunaan perangkat lunak untuk kesenangan dalam penulisannya atau untuk penghargaan dan cinta; tetapi jika kita ingin perangkat lunak lebih banyak dari apa yang mereka tulis, kita perlu untuk mengumpulkan dana.
Selama sepuluh tahun terakhir, para pengembang perangkat lunak bebas telah mencoba bermacam cara untuk mencari dana, dengan beberapa keberhasilan. Tidak perlu untuk membuat seseorang menjadi kaya; rata-rata pendapatan keluarga di Amrik, ialah USD 35000, membuktikan cukup insentif untuk pekerjaan-pekerjaan yang kurang memuaskan daripada pemrograman.
Selama bertahun-tahun, hingga mendapatkan sebuah sumbangan tetap, saya mencari nafkah dari pengembangan perangkat lunak bebas yang saya tulis. Setiap pengembangan ditambahkan kepada versi standar yang dirilis dan kemudian menjadi tersedia untuk umum. Klien membayar saya untuk itu saya mau bekerja untuk penambahan yang mereka inginkan, daripada hal-hal yang lebih saya anggap sebagai prioritas yang utama.
Beberapa pengembang perangkat lunak bebas mendapat penghasilan dengan menjual pelayanan. Cygnus Support, dengan sekitar 50 pekerja [ketika artikel ini ditulis], memperkirakan bahwa sekitar 15 persen dari kegiatan stafnya dalam mengembangkan perangkat lunak bebas—sebuah persentasi yang patut dihargai untuk perusahan perangkat lunak.
Perusahan-perusahaan termasuk Intel, Motorola, Texas Instruments dan Analog Devices telah bergabung untuk menyediakan kelanjutan pengembangan dari kompiler GNU bebas untuk bahasa C. Sementara, kompiler GNU untuk bahasa Ada telah dibiayai oleh Angkatan Udara Amrik, yang percaya ini adalah cara yang paling efektif dari segi biaya untuk mendapatkan mutu kompiler yang tinggi (Angkatan Udara mengakhiri pembiayaan beberapa waktu yang lalu; kompiler Ada GNU sekarang sedang dipakai, dan pemeliharaannya dibiayai secara komersil).
Semua contoh diatas masih permulaan; pergerakan perangkat lunak bebas masih kecil dan masih muda. Tetapi contoh dari sistem pemancar radio di negara ini (Amrik), menunjukkan kemungkinan untuk mendukung aktivitas besar tanpa memaksa pemakai untuk membayar.
Sebagai pengguna komputer sekarang, anda mungkin menggunakan program berpemilik. Jika teman anda meminta untuk membuat salinan, akan salah jika menolaknya. Kerjasama lebih penting dari pada hak cipta. Tetapi secara sembunyi-sembunyi, kerjasama tertutup tidak dibuat untuk masyarakat yang baik. Seseorang harus memiliki aspirasi untuk hidup dengan ihklas dan terbuka dengan bangga, dan ini berarti mengatakan tidak untuk kepemilikan perangkat lunak.
Anda berhak untuk dapat bekerjasama secara terbuka dan bebas dengan orang lain yang menggunakan perangkat lunak. Anda berhak untuk dapat mempelajari bagaimana perangkat lunak itu bekerja, dan untuk mengajari murid Anda tentang hal tersebut. Anda berhak untuk dapat memperkerjakan pemrogram pilihan Anda untuk memperbaiki perangkat lunak tersebut jika rusak.
Anda berhak atas perangkat lunak bebas.
Esai ini telah dipublikasikan dalam buku Free Software, Free Society: The Selected Essays of Richard M. Stallman.